Mahabharata, epos besar perang antara Pandawa melawan Kurawa. Banyak benget yang bisa kita ambil dari cerita Mahabharata ini, perang dari semua perang ini kalo sedikit kita liat lebih dalem, bukan perang semata-mata antara good vs evil. Disini semua tokohnya bukan serba hitam atau putih karena masing-masing punya sisi positif dan posisi negatifnya sendiri-sendiri. Bahkan Yudhistira pun terpaksa berbohong soal Aswatama buat mengelabui Mahaguru Durna, Arjuna yang membunuh Karna selagi roda keretanya terperosok, Setyaki yang menyerang musuhnya disaat sedang semedi, ataupun Bima yang menyerang tubuh bagian bawah Duryudana. Toh perang kurusetra ini juga terjadi karena permasalahan judi dadu antara Yudhistira dan Sengkuni dan Duryudana. Kalau saja Pandawa mau nrimo dan tidak mempermasalahkan, pasti nggak perlu ada banyak nyawa yang melayang, hal ini juga akhirnya disadari dan disesali oleh Yudhistira di akhir perang.
Di Mahabharata ini ,peran terbesar dan pemegang skenarionya adalah Batara Wisnu (salah satu trimurti Hindu, dewa pemelihara) yang mennyaru kedalam Sri Kresna, raja Dwaraka (dalam perang jadi sais kereta arjuna). Kresna-lah yang mengatur kematian Bhisma dengan memakai Srikandi, membunuh Durna melalui Drustadumya, dan bahkan Gatotkatcha yang dijadikan tameng martir karena mati di tangan Prabu Karna dengan tombak Konta yang seharusnya disimpan untuk kemudian akan dipakai untuk membunuh Arjuna.
Memang tidak semua hitam dan tidak semua putih, namun Sang Maha Kuasa (disini Wisnu, Kresna) selalu punya skenario yang mengatur plot jalanya cerita, dan cuma sedikit orang yang sadar dan punya kebijaksanaan yang cukup untuk memahaminya. seperti Bhisma yang pasrah ketika Kresna akan melanggar sumpahnya dan sudah berancang-ancang untuk membunuhnya karena Bhisma tahu kalau Kresna adalah jelmaan dari Wisnu.
Jadi, pihak yang didukung dan dinaungi oleh Yang Maha Kuasa adalah pihak yang akan memperoleh kemenangan. Ayo-ayo pada baca Mahabharata ! 🙂
Komentar terakhir..